Suwandi

@suwandi

Active 9 years, 1 month ago
Pinggir Jalan (3) Suatu masa kampong Wong Ceng Ung melakukan seleksi kaum urban untuk menjadi warga tetap. Kampung WCU memerlukan “rebuan” warga untuk mengerjakan proyek besar, proyek yang diperhitungkan akan membuat kampong akan tersohor ke mancanegara. Segala jalur dilakukan demi memenuhi kuota : jalur cepat, jalur lambat, jalur campuran, jal […] View
  • Suwandi posted an update 9 years, 1 month ago

    Negeri Antah Berantah
    Pinggir Jalan
    Sebuah kata yang sangat akrab di telinga da nada disetiap kampong maupun perkotaan. Kata yang menyiratkan banyak makna dan banyak persepsi. Umumnya pinggir jalan dipersepsikan negative karena dikaitkan dengan sesuatu yang bermutu rendah, dikaitkan dengan orang-orang menengah ke bawah (orang-orang yang menyandang masalah social).
    Fakta alamiah menunjukkan bahwa apapun itu dan dimanapun itu selalu memiliki sisi negative dan positif yang berimbang, begitupun pinggir jalan. Tergantung kita mau mengedepankan sisi yang mana. Pinggir jalan dikenal dengan produk dengan harga murah, dikenal dengan orang-orang yang memiliki kepedulian social yang tinggi, dan banyak lagi yang lain.
    Pinggir Jalan (1)
    Suatu ketika seorang petinggi di negeri Telung mengunjungi kampong Sisofon. Beliau tidak puas dengan kinerja kampong tersebut dan berkata :” Ganti saja para progomornya toh yang seperti itu banyak di pinggir jalan”. Para tetua kampong dan progomor merasa mangkel setengah mati. Ada yang memendam dendam dalam hati, ada yang menyampaikan aplikasi lamaran kerja di berbagai perusahaan.
    Pinggir Jalan (2)
    Kampung Lagong Condong ingin mengadakan kegiatan yang mampu meningkatkan kemampuan ngoceh umatnya. Maka “katua”nya menyampaikan proposal ke sang atasan, setelah dianalisis oleh sang atasan maka berkatalah beliau:”Anggaran untuk pembicara orang asli harap dihapus saja, toh orang seperti itu banyak di pinggir jalan dan ambil sembarang aja”. “Katua” mangkel setengah mati.
    Pinggir Jalan (3) : tunggu aja ya.