Suwandi

@suwandi

Active 8 years, 8 months ago
Pinggir Jalan (3) Suatu masa kampong Wong Ceng Ung melakukan seleksi kaum urban untuk menjadi warga tetap. Kampung WCU memerlukan “rebuan” warga untuk mengerjakan proyek besar, proyek yang diperhitungkan akan membuat kampong akan tersohor ke mancanegara. Segala jalur dilakukan demi memenuhi kuota : jalur cepat, jalur lambat, jalur campuran, jal […] View
  • Suwandi posted an update 8 years, 8 months ago

    Pinggir Jalan (3)
    Suatu masa kampong Wong Ceng Ung melakukan seleksi kaum urban untuk menjadi warga tetap. Kampung WCU memerlukan “rebuan” warga untuk mengerjakan proyek besar, proyek yang diperhitungkan akan membuat kampong akan tersohor ke mancanegara. Segala jalur dilakukan demi memenuhi kuota : jalur cepat, jalur lambat, jalur campuran, jalur paper, jalur tanpa-paper, dll. Alhasil, peserta seleksi membludak bahkan jauh melebihi kuota.
    Kampung WCU menjadi makin meriah, keluarga dari yang lolos seleksi berdatangan dengan penuh kegembiraan mengantar anak kebanggaan.
    Euforia membludaknya peserta membuat pemangku kampong lupa akan profesionalisme, penanganan peserta layaknya persepsi miring “pinggir jalan”. Awalnya peserta dipaksa masuk gedung semedi lalu peserta dipaksa keluar dari gedung semedi, mungkin bingung mau berbuat apa (sejatinya peserta bingung dan bertanya kenapa?).
    Waktu berjalan,
    Di sudut kampong seorang peserta yang lolos seleksi duduk termenung dan ngoceh enggak jelas maksudnya. Dia seperti bingung sedang berada dimana dan mau berbuat apa.
    Dan tak kalah bingung para pelatih di kampong WCU, bagaimana caranya orang seperti itu bisa lolos seleksi. Sepertinya dia lolos bukan melalui jalur yang disepakati, jalur cabutan pinggir jalan.
    Merenung dan berbuat,
    Pepatah mengatakan “ Nasi sudah menjadi bubur”, jangan “Lempar batu sembunyi tangan”. Para pemangku kampong layak “membuat dan melaksanakan” kegiatan yang mampu membuat yang “linglung” menjadi “waras”, yang “waras” menjadi semakin waras.