Hitam dan Putih (6)
Seorang jagawana datang sambil “kukulutus”: “Gimana ini, kok kita dibebani seperti ini?”. “Dibebani apa? Sampai kelihatan kusut begitu” balas seorang montir andong.
Sambil berwajah masam dan kening berkerut, jagawana berkata lagi “ Ini nih kita kejatuhan raksasa berkepala-2 yang dikirim dari kahyangan, dia dibuatkan rumah karena akan bekerja membantu Korong Tranpong. Karena di Korong Tranpong tidak banyak yang bisa dikerjakan, maka sang raksasa minta dicarikan pekerjaan di negeri FoTongEtong. Sang raksasa dianggap mumpuni di bidang Poasong karena memiliki kartu TekFisong”.
Sang montir andong lari sana lari sini mencari informasi. Maka berceritalah sang montir “ Ternyata sang raksasa punya misi rahasia yang mulia, dia ingin mengasah ilmu di negeri UngPeutIng demi menjadi pilih-tanding. Dia ingin menambah kepalanya menjadi 3 (tiga) tanpa menguras kantong sendiri”.
Sang montir andong sempat bertanya ke raksasa: “mengapa mau mengasah ilmu di negeri UngPeutIng tidak di negeri ITongBeng?”. Kata sang raksasa : “orang-orang di UngPeutIng baik-baik, senang membantu dan baik hati. Di ItongBeng orangnya agak galak, saya kurang cocok”.
Sang montir juga sempat bertanya : “ mengapa tuan dilempar ke negeri Teplok?”. Jawab sang raksasa :” Karena di negeri Teplok saya bebas meletakkan kaki saya di mana saja dengan berbagai gaya”
Negeriku memang antah berantah