Suwandi

@suwandi

Active 9 years, 1 month ago
Pinggir Jalan (3) Suatu masa kampong Wong Ceng Ung melakukan seleksi kaum urban untuk menjadi warga tetap. Kampung WCU memerlukan “rebuan” warga untuk mengerjakan proyek besar, proyek yang diperhitungkan akan membuat kampong akan tersohor ke mancanegara. Segala jalur dilakukan demi memenuhi kuota : jalur cepat, jalur lambat, jalur campuran, jal […] View
  • Suwandi posted an update 9 years, 1 month ago

    Negeri Seperempat Waras (2)
    Negeriku Antah Berantah,
    Negeri baru di belahan selatan memang “joss”, keaktifan untuk mencapai kelas dunia memang layak diacungi 2 jempol, pokoknya toplah. Lobi-lobi, studi banding begitu sering dilakukan. Hal seperti ini dulu agak jarang dilakukan karena alasan efisiensi. Pelosok ujung dunia dijambangi, tidak terhitung kalau pojok-pojok dusun di dalam negeri, semuanya dijelajahi demi mewujudkan Maha Karya sejati. Fulus bukan masalah, asal alasanannya jelas maka akan mudah dikeluarkan (cingcai lah). Puluhan ribu kertas warna merah bertuliskan 100rb disebarkan untuk membiayai perjalanan, meskipun masih jauh dari menuai hasilnya. Para bijak pandai mengatakan “ Ikan besar hanya didapat dengan kail besar dan umpan yang besar”. Untuk dapat ikan besar dibutuhkan kesabaran.
    Negeriku memang antah berantah
    Mahapatih negeri baru memiliki jari-jari “sakti”, tunjuk sana tunjuk sini menjadi bagian penting untuk mengasah kesaktian. Tak peduli para punggawa kewalahan, karena hal itu sudah menjadi kontrak kerja dan konsekuensi logis sebagai punggawa. Salut, para punggawa begitu loyal, mereka menjadikan kaki di kepala dan menjadikan kepala di kaki. Keringat darah dijilat habis demi menaikkan energy. Angkat topi buat mahapatih yang mampu menggerakkan para punggawa dengan begitu luarbiasa. Pantaslah kiranya mahapatih negeri diberi “amunisi” untuk : antar sana antar sini, lobi sana lobi sisi, kunjungan sana kunjungan sini.
    Negeriku memang antah berantah
    Di sudut yang sama di waktu yang berbeda, terlihat kembali sang pemilik suara lirih yang sesekali bergumam. Dia bergumam sambil mengkhayal dengan harapan terbawa angin dan terdengar ke seantero negeri. Andai aku punya uang 15 miliar aku akan melakukan :
    1. Membayar uang kuliah dan uang makan untuk 100 mahasiswa : 2,6 miliar
    2. Membagikan 10ribu kitab suci : 0,6 miliar
    3. Memberi bantuan 20 orang studi lanjut : 4 miliar
    4. Membeli alat-alat laboratorium penelitian dan pendidikan : 4 miliar
    5. Membagi knowledge kepada kaum pinggiran : 0,1 miliar
    Wah uangku masih sisa 3,7 miliar, masih banyak ya. Aku mau bikin tempat kos “gratisan” untuk kaum papa yang enggak punya apa-apa, satu miliar aja. Hehehehe sisanya bisa buat macam-macam nih, termasuk lirik sana lirik sini. Dia terkejut, kok begitu ya pikiran orang yang memiliki banyak duit.
    Negeriku memang antah berantah
    Sang pelantun lirih, hanya bisa melirih. Marah tak lagi ia miliki, rasa sedih yang masih tersedia banyak di dalam lemari. Kata-kata sudah terbolak-balik tanpa susunan yang rapi. Ah, mesti aku mau bertemu muka dan bertukar pipi dengan para mahapatih negeri.