Suwandi

@suwandi

Active 9 years, 1 month ago
Pinggir Jalan (3) Suatu masa kampong Wong Ceng Ung melakukan seleksi kaum urban untuk menjadi warga tetap. Kampung WCU memerlukan “rebuan” warga untuk mengerjakan proyek besar, proyek yang diperhitungkan akan membuat kampong akan tersohor ke mancanegara. Segala jalur dilakukan demi memenuhi kuota : jalur cepat, jalur lambat, jalur campuran, jal […] View
  • Suwandi posted an update 9 years, 1 month ago

    Negeriku memang Antah Berantah
    Alkisah di bagian Utara negeriku hiduplah seorang raja yang memimpin sebuah kerajaan bernama YangPentingTampil. Beliau seorang raja baru menggantikan raja lama yang sudah memasuki usia tua. Rakyat merasa sukacita kala beliau dinobatkan, karena harapan yang begitu besar akan masa depan yang gemilang. Hal tersebut sesuai dengan angin perubahan yang ia hembuskan ke segala penjuru angin.
    Namun sejalan dengan perjalanan waktu, rakyat negeri itu mulai dihinggapi keresahan akan sepak terjang sang raja yang tidak lagi membuat rakyat merasa damai. Dengan gaya yang meledak-ledak sang raja berkoar-koar kesana kemari menyuarakan perubahan maha dahsyat tapi tanpa melakukan evaluasi diri yang menyeluruh. Evaluasi terhadap semua aspek yang dimiliki rakyatnya seperti kemampuan, rasa keadilan, pengembangan dan perencanaan, dll. Rakyat mulai mempertanyakan dan meragukan kesungguhan beliau untuk membuat negerinya menggapai masa depan yang gemilang. Rakyat mulai bergunjing di hampir seluruh sudut negeri. Ada yang bilang raja sebagai jagoan berjanggut, ada yang sebagai Jagoan Gegabah, dan sebagainya.
    Sebenarnya rakyat sangat merindukan negerinya menjadi negeri yang besar yang terkenal seantero dunia. Tapi rakyat sangat tidak suka jika perjuangan menuju negeri besar dibangun secara instan dan tidak dengan pondasi yang kokoh. Karena rakyat sadar “Pembangunan dengan pondasi yang lemah akan melahirkan negeri maju yang semu”. Kemajuan yang semu akan mudah runtuh dan rakyat akan mengalami kesengsaraan yang jauh melebihi kesuraman masa lalu.
    Mendengar rakyatnya mulai gerah dengan mimpi sang raja, sang Raja mulai keliling menyapa semua lapisan rakyatnya. Sebuah langkah yang bijak, sayang apa yang beliau lakukan tidak disertai adab yang baik. Beliau tidak mengajak para tetua, pemangku adat, dan kaum cerdik pandai setempat. Tapi yang membuat kalangan cerdik pandai merasa makin gerah adalah sikap sang raja yang meremehkan mereka bahkan cenderung menghina. Dikatakanlah bahwa kaum cerdik pandai tidak layak menyandang gelar tersebut karena bukan keturunan ningrat. Kalangan cerdik pandai tak perlu takut tidak diberikan harta dan kedudukan. Seakan-akan beliau beranggapan kaum cerdik pandai adalah sekelompok orang rakus yang kehausan akan harta dunia.
    Orang bijak berpesan” Janganlah engkau meremehkan orang lain karena engkau akan diremehkan, janganlah engkau menghina oranglain karena engkau akan dihinakan”.
    Wahai rajaku yang mulia, berlaku bijaklah, buatlah rakyatmu merasa tenteram. Ingatlah dipundakmu amanah diletakkan, dipundakmu rakyatmu dipertaruhkan, dan diakhirat doa rakyatmu diperlukan.
    Mohon maaf jika anda merasa tersinggung, tulisan ini semata-mata untuk menyebarkan kebaikan. Kata kaum bijak”keburukan akan mudah diingat, kebaikan akan mudah dilupakan sehingga kebaikan harus senantiasa dikumandangkan”.