Suwandi

@suwandi

Active 9 years, 1 month ago
Pinggir Jalan (3) Suatu masa kampong Wong Ceng Ung melakukan seleksi kaum urban untuk menjadi warga tetap. Kampung WCU memerlukan “rebuan” warga untuk mengerjakan proyek besar, proyek yang diperhitungkan akan membuat kampong akan tersohor ke mancanegara. Segala jalur dilakukan demi memenuhi kuota : jalur cepat, jalur lambat, jalur campuran, jal […] View
  • Suwandi posted an update 9 years, 1 month ago

    Potongan-potongan cerita dari negeri seperempat waras.
    Nama Negeriku Antah Berantah
    1. Cuci Piring
    Suatu ketika seorang pendongeng ingin memperdalam ilmunya ke negeri matahari terbit, dengan niat berbakti bagi negeri setelah memiliki ilmu mumpuni. Gayung bersambut, negeri matahari membuka tangannya lebar-lebar bagi sang pendongeng untuk menuntut ilmu. Tidak banyak biaya yang harus dikeluarkan, hanya sebagian kecil saja yaitu jaminan pemondokan buat keluarga kecil. Karena tidak memiliki banyak emas-berlian, pendongeng mengadu dan memohon ke pimpinan negeri agar dibantu sesuai dengan yang dibutuhkan (bukan mengada-ada). Tak lama berselang pendongeng diundang sang pemimpin negeri, beliau datang dengan berbuncah-buncah harapan permohonannya dikabulkan. Setelah beberapa waktu berlalu sang pendongeng keluar dengan muka masam, pertanda kurang baik. Pertemuan dengan sang pemimpin sangat berkesan bagi sang pendongeng : “Maaf permintaanmu tidak kami kabulkan seluruhnya!”. Sang pemimpin memberi petuah :” Seorang vice president di sebuah perusahaan saat sekolah di negeri seberang mampu menggapai prestasi berkat usaha isterinya yang menjadi tukang CUCI PIRING”.
    2. Dokter dan Kemandirian
    Bagindo Rajo di negeri Teplung mengantarkan bebene-nya ke seorang dokter di Kampung Fisang, kampong yang menjalin kerjosamo dengan negeri Teplung dalam urusan sehat. Biasonyo paling lamo hanya 10 menit pelaksanaan pemeriksaan untuk keadaan bebene seperti saat itu. Tapi kali ini lama ditunggu kok sang bini enggak keluar-keluar yang ruangan pemeriksaan, hal ini membuat Bagindo Rajo deg-degan dan sedikit curiga. Maka Bagindo dengan agak tergesa dan marah memaksa masuk ke ruang periksa, setelah masuk dia lega dan heran. Lega karena bininya dalam keadaan selamat dan ceria. Heran karena melihat sang dokter sedang memegang dahinya dan spidol, sang dokter sedang menuliskan daftar obat yang cocok buat sang bini. Usut punya usut bukan obatnya yang menjadi masalah tapi harga obatnya, jatah obatnya hanya 30rb sedangkan harga obatnya 130rb. Alhasil, setelah berembuk sang bini nombok 100rb agar mendapat obat yang cocok buatnya. Ternyata dituntut kemandirian dalam urusan sehat.
    3. Manusia Super dan Manusia Keblinger
    Dalam sebuah rapat akbar, saat tanya jawab, seorang punggawa bertanya tentang beban kerja yang harus dia pikul sesuai aturan yang berlaku. Maka dijawablah: menurut aturan negara maksimal beban punggawa setara dengan 16 pikulan sejauh 1000 meter dalam seminggu. Sang punggawa bertanya karena dia kesal, belakangan ini dia berangkat pagi dan pulang malam sehingga anak-anaknya terlantar. Ternyata dia diberi beban 33 pikulan dalam seminggu, nah lo. Belakang ini bebannya membengkak menjadi 48 pikulan, lah sudah berlebih kok ditambah lagi. Wah, ada manusia keblinger yang katanya supersibuk sehingga melimpahkan tugasnya ke punggawa. Jadi di atas kertas 15 pikulan menjadi milik manusia keblinger dan di atas lapangan menjadi kewajiban manusia super sang punggawa. Kok enggak menolak? Apakah keberanian sudah hilang dari diri sang punggawa?
    4. Super Duper
    “ Saya ini menjadi koordinator nasional ilmu perkeliruan sudah puluhan tahun! Dan tidak ada yang menyangsikan saya!”. Kalimat di atas muncul kala seseorang diragukan oleh seorang yang mengaku super duper. Sang super duper menyatakan bahwa “selama ini materi ilmu perkeliruan yang disampaikan salah semua dan mulai tahun-tahun berikutnya semua yang berkaitan dengan ilmu perkeliruan HARUS melalui saya. Karena sayalah yang paling tahu kebutuhan negeri ini.”
    Suatu ketika ada laporan dari rakyat jelata bahwa sang super duper memang akhli dalam ilmu perkeliruan, “ Dia yang berjanji Dia yang mengingkari”. Meminta tugas eh diserahkan ke orang lain, kerja 5 hari mengaku 1 (4 harinya menyumbang buat negeri).
    5. Japrem
    Kelurahan Proton membeli perabotan untuk kelengkapan memasak yang cukup modern. Perabotan dibutuhkan untuk menghasilkan masakan yang berkelas dunia. Untuk itu dilakukanlah tawar-menawar dengan penyedia alat dan terjadilah kesepakatan dengan harga 6000sen. Agak lama dari kesepakatan tersebut datanglah perabotan tersebut. Setelah diperiksa maka dinyatakan CEKAP. Tidak ada yang aneh, sampai suatu ketika sang lurah diharuskan menandatangani biaya pengadaan alat tersebut, tertera harganya 7000sen. Kok beda? Ternyata ada japrem bagi Cesplum. Kok bisa? Dia kan enggak ngapa-ngapain? Namanya juga preman.
    Potongan-potongan cerita di atas, hanyalah sebuah cerita yang bermakna jika dimaknai dan direnungkan. Cerita di atas bernilai hikmah bagi orang yang mau koreksi diri. Potongan-potongan cerita di atas hanyalah tong kosong bagi orang-orang yang tidak mau tahu akan orang lain. Potongan-potongan cerita di atas adalah sebuah upaya menasehati diri sendiri.
    6. Jaringan Optima
    Jaman kini, kerjasama merupakan kebutuhan agar sebuah system mampu menggapai prestasi kelas wahid. Sehingga sejak dini anak-anak sudah dilatih agar mampu bekerjasama dengan orang lain. Nah, menarik yang terjadi di negeri electron, anak-anak ternyata mampu mengejawantahkan pengertian kerjasama dalam arti sebenarnya. Ada pembagian tugas, yang bisa merajut diberi tugas merajut, yang bisa kalkulasi dibebani tugas menghitung, dan sebagainya. Menariknya kerjasama tersebut dilakukan saat memeriksa kemampuan ilmu kanuragan, materi uji disebarkan ke rumah-rumah untuk diolah setelah berhasil dikirimkan ke anak-anak yang sedang diperiksa agar mampu menjawab dengan baik.