Pinggir Jalan (3)
Suatu masa kampong Wong Ceng Ung melakukan seleksi kaum urban untuk menjadi warga tetap. Kampung WCU memerlukan “rebuan” warga untuk mengerjakan proyek besar, proyek yang diperhitungkan akan membuat kampong akan tersohor ke mancanegara. Segala jalur dilakukan demi memenuhi kuota : jalur cepat, jalur lambat, jalur campuran, jal…[Read more]

Negeri Antah Berantah
Pinggir Jalan
Sebuah kata yang sangat akrab di telinga da nada disetiap kampong maupun perkotaan. Kata yang menyiratkan banyak makna dan banyak persepsi. Umumnya pinggir jalan dipersepsikan negative karena dikaitkan dengan sesuatu yang bermutu rendah, dikaitkan dengan orang-orang menengah ke bawah (orang-orang yang menyandang…[Read more]

Hitam dan Putih (7)
Hei kawan, apa yang kamu punya?
Siapa? Saya? Saya punya kantong tebal
Kalau kamu?
Saya punya bibir tebal
Dan kamu?
Saya punya muka tebal
Nah, kamu?
Kalau saya sih, punya topeng tebal
Wah wah wah, kalian itu gimana sih. Saya ini memiliki semua yang disebutkan rekan-rekan tadi.

Hitam dan Putih (6)
Seorang jagawana datang sambil “kukulutus”: “Gimana ini, kok kita dibebani seperti ini?”. “Dibebani apa? Sampai kelihatan kusut begitu” balas seorang montir andong.
Sambil berwajah masam dan kening berkerut, jagawana berkata lagi “ Ini nih kita kejatuhan raksasa berkepala-2 yang dikirim dari kahyangan, dia dibuatkan rum…[Read more]

Hitam dan Putih (5)
Datang secara tergopoh-gopoh punggawa dari negeri CeSpleng Mooi ke negeri Teplok, beliau membawa berkas untuk ditandatangani pemangku jawatan. Si punggawa dengan muka berseri menyodorkannya dan disambut dengan senyuman manis dari sang pemangku. Dibaca dari atas ke bawah, dan sampailah di pojok bawah kanan dengan tulisan JUMLAH.…[Read more]

Hitam dan Putih (4)
“ Maaf pak, persyaratan yang bapak miliki belum cukup untuk diajukan”.
“ Ya, tolong diaturlah bila perlu dibuatkan surat keterangan yang baru seolah-olah saya sudah melaksanakan tugas lebih lama”.
“ Bapaaaaaak, bapak ini kan seorang pendidik yang harus berbuat benar, terlihat ataupun tidak oleh orang lain”. “ Hih hih, gera…[Read more]

Hitam dan Putih (3)
Pepatah mengatakan : Guru kencing berdiri Murid kencing berlari. Kata-kata bijak yang bertujuan untuk mengingatkan tetua negeri Teplok untuk berhati-hati dalam bersikap dan berbuat. Karena sikap dan perbuatan mereka akan ditiru oleh anak-anaknya dengan cara yang lebih dahsyat, terutama hal-hal yang buruk. Hal ini sudah marak…[Read more]

Hitam dan Putih (2)
Suatu saat seorang bawahan dipanggil atasannya, sang bawahan dinasehati bahwa di dunia nyata ini selain hitam dan putih ada yang abu-abu. Sang atasan menggiring bawahan untuk meng-abu-abu-kan yang sudah jelas hitam. Katanya hal inipun sering dilakukan di negeri Dewa, maka hal itupun boleh dilakukan di negeri Teplok. Negeri…[Read more]

Hitam dan Putih (1)
Di suatu siang datanglah ilmuwan dari negeri Dewa (berilmu dalam olah aturan) ke punggawa negeri amanah, beliau menanyakan seseorang yang telah direkomendasikan rekannya di negeri Dewa. Seseorang yang diyakini mampu membantu sang ilmuwan menyelesaikan masalahnya tanpa harus bersusah payah meskipun persyaratan yang dimiliki…[Read more]

Potongan-potongan cerita dari negeri seperempat waras.
Nama Negeriku Antah Berantah
1. Cuci Piring
Suatu ketika seorang pendongeng ingin memperdalam ilmunya ke negeri matahari terbit, dengan niat berbakti bagi negeri setelah memiliki ilmu mumpuni. Gayung bersambut, negeri matahari membuka tangannya lebar-lebar bagi sang pendongeng untuk menuntut…[Read more]

Negeri Seperempat Waras (3)
Negeriku Antah Berantah,
Di tengah hiruk pikuk sekitar gedung bertusuk sate, duduklah seorang anak di dahan pohon sambil menggoyang-goyangkan kakinya yang menjuntai. Wajahnya muram dan terkesan gelisah, tidak seceria teman-teman sepermainannya. Keadaan itu ternyata menjadi perhatian seorang bapak yang bijak. Sang bijak…[Read more]