ilhamsyah

@ilhamsyah

Active 9 years, 10 months ago
  • ilhamsyah posted an update 9 years, 10 months ago

    Iklan Yang Mati Ataukah Mediumnya Yang Mati?

    Bila dicermati secara filosofis iklan tidaklah mati bila disandarkan pada pengertian iklan sebagai sebuah proses komunikasi. Dari hal ini kita bisa mengatakan yang mati (berubah) hanyalah mediumnya. Sabak batu mati setelah hadirnya pena-tinta-kertas, mesin tik mati setelah hadirnya teknologi digital typewriter, teknologi cetak bergeser fungsinya setelah kehadiran media digital. Komunikasi tetaplah komunikasi, manusia tetap dalam dinamikanya, saling mempengaruhi, bergerak dan terus berubah dari waktu ke waktu.

    Yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah bentuk komunikasi yang hadir dalam periklanan adalah komunikasi yang persuasif. Yaitu tehnik komunikasi yang bertujuan membujuk, merayu, mengarahkan agar pemirsa mau berubah pikiran, perasaan dan tindakannya karena fakta-fakta atau data yang dibeberkan. Secara mendasar tehnik komunikasi ini akan terus hidup selama manusia berinteraksi, saling mempengaruhi, dan hidup dalam sebuah lingkungan sosial (nyata maupun virtual) sehingga didalamnya ada pergerakan kekuasaan (hegemoni).

    Donald Ellis mengungkapkan bahwa media yang menonjol pada suatu masa akan membentuk perilaku dan pikiran masyarakatnya saat itu (dalam Littlejohn & Foss, 2008). Pemikiran ini merupakan pengembangan dari gagasan Marshal McLuhan dan mentornya Harlod Adam Innis yang memandang bahwa media adalah perluasan dari pikiran manusia. Sehingga konsekuensinya media menjadi melebur dengan kondisi perubahan sosial saat medium itu populer. Perlu dipahami pula bahwa medium apapun itu merupakan teknologi hasil karya manusia dalam tujuan memperbaiki kualitas hidupnya. Jadi keberadaan teknologi dalam medium memiliki peran besar dalam membentuk perilaku manusia (masyarakat).

    (Bagian dari buku tentang periklanan yang akan penulis terbitkan)